Mengenal Pulgasari, Si Kaiju Buatan Korea Utara


Diam-diam ternyata mendiang Adolf Hitler adalah penggemar film kaiju pertama di dunia (King Kong, 1933). Fast forward 50 tahun kemudian, tepatnya di Korea Utara, apa persamaan kita para kaiju mania dengan Kim Jong Il? Beliau juga menggemari film kaiju (Godzilla). Beneran.

Udah bukan rahasia lagi kalo Kim sangat menikmati budaya pop (dan suka ngoleksi bokep. Konon koleksi bokepnya bejibun sampe mungkin bisa bikin 50 rental) walaupun dia memimpin negara yang tertutup dari dunia luar. Dia suka mengutus agen-agennya untuk mengambil kopi bajakan film dari luar Korut. Toho baru aja mereboot Godzilla di tahun 1984 (the Return of Godzilla). Saat itu film ini punya hype yang lumayan besar karena ini adalah event come backnya si Goji. Kim sangat terkesan dengan kemajuan (yang sebenernya ngga terlalu signifikan sih) dalam produksi "kaiju eiga", Kim yang waktu itu menjabat sebagai kepala divisi propaganda nasional Korea Utara pun punya ide untuk membuat film propaganda dengan tema kaiju!

Apa Korut punya tim untuk bikin sesuatu yang sekunder (macam hiburan seperti film)? Ternyata punya. Saat itu Kim telah membuat lumayan banyak film (propaganda) dengan tema PD II tapi industri film Korut mulai merosot. Dia berniat mengimpor vitamin luar untuk membangkitkan perfilman Korut. Di negara seterunya (Korsel) ada seorang filmmaker yang lagi naik daun: Shin Shang Ok. Kim berniat merekrutnya (dengan paksa).

Kim tahu kalau Shin masih belum move on dari perceraiannya dengan aktris Choi Eun Hee. Pertama-tama dia menculiknya (dengan cara panggilan palsu untuk bikin film di Hong Kong). Sesuai rencana, Shin yang mendengar mantan istrinya hilang langsung berangkat ke Hong Kong. Di sana agen-agen Korut sudah bersiap dan menculiknya (kayak di film eksyen, pake chloroform segala).
Setelah melalui proses negosisasi (di sekap di bui) akhirnya Shin setuju bekerja untuk Kim. Atas usul Kim juga Shin dan Choi menikah lagi (comblang diktator ampuh juga ternyata). Selama di Korut, Shin membuat 7 film. Di tahun 1986, Shin membuat film terakhirnya untuk Korut: Pulgasari, makhluk raksasa pemakan besi.
Choi Eun Hee & Shin Shang Ok

Pulgasari sendiri bercerita tentang penindasan seorang diktator di era dinasti Goryeo. Seorang pandai besi tua yang melawan dipenjarakan. Di bui, ia membuat sebuah boneka dari nasi. Ketika mau koit, ia memohon para dewa untuk menghidupkan bonekanya dan melindungi rakyat jelata.boneka itu pun hidup. Putri si pandai besi menamainya Pulgasari (berdasarkan legenda Bulgasari, hewan pemakan besi). Ia mengamuk dan membinasakan si kaisar yang korup. Sistem monarki kerajaan dilumat oleh Pulgasari. Pesan (propaganda) dari film ini ya itu tadi, sistim monarki akan dikalahkan oleh kekuatan rakyat.
Kenpachiro Satsuma (suit actor Godzilla 1984 - 1995) sebagai Pulgasari

Cerita filmnya sendiri standaaaard banget. Untuk proyek ini Kenpachiro Satsuma (suit actor Hedorah, Gigan dan Godzilla heisei) serta Teruyoshi Nakano (murid Eiji Tsuburaya dan pernah terlibat di film Mothra vs Godzilla 1964) didatangkan dari Jepang (dengan cara ditipu akan membuat film di Hong Kong juga). Nasib Kenpachiro dan Teruyoshi lebih mending karena setelah Pulgasari selesai, mereka dipulangkan lagi ke Jepang (kayaknya Korut takut sama Jepang).
Bagaimana dengan nasib Shin dan Choi? Dua minggu setelah Pulgasari rampung, mereka dikasi lagi proyek untuk bikin film oleh Korut. Kali ini mereka harus mengambil beberapa adegan di luar negeri, Wina. Di sana mereka mendapat kesempatan untuk melarikan diri ke kedutaan Amerika. Happy end.

*lebih seru cerita behind the scenenya ketimbang filmnya sendiri ya? ðŸ˜›
Printilan ngga pentink:
1. Kenpachiro Satsuma lebih menyukai Pulgasari ketimbang Godzilla 1998 (Roland Emmerich & Dean Devlin)
2. Konon alur cerita Pulgasari yang sebenarnya bermakna terbalik seperti yang dilihat Kim Jong Il. Shin mengalegorikan kaisar yang korup adalah Kim Il Sung & Kim Jong Il yang pada akhirnya dilumat oleh kekuatan rakyat (Pulgasari)
3. Di amerika, Shin meremake Pulgasari dengan judul "The Adventure of Galgameth".
4. Pulgasari baru bisa ditonton khalayak dunia di tahun 2006, di acara festival kebudayaan Jepang & Timur jauh (New York) oleh Universitas Columbia.

Komentar